Assalamu'alaikum
Wr. Wb.
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karna novel ini dulunya tidak asing tapi
sekarang sangat - sangat asing dikarenakan banyak novel - novel terbaru.
Dan saya tidak ingin basa basi lagi silahkan baca dan cermati Sinopsis Novel
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dibawah ini.
Roman yang dikarang oleh Prof. Dr. Hamka ini diterbitkan tahun 1939. Roman
ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabaudan persoalan
kekayaan yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih.
Sejak berumur 9 bulan, Zainuddin telah ditinggalkan Daeng Habibah
ibunya, menyusul kemudian ayahnya yang bernama Pendekar Sutan. Zainuddin
tinggal bersama bujangnya, Mak Base, Kira-kira 30 tahun yang lalu, ayahnya
punya perkara dengan Datuk Mantari Labih mamaknya, soal warisan. Dalam suatu
pertengkaran Datuk Mantari terbunuh. Pendekar Sutan kemudian dibuang ke Cilacap
selama 15 tahun. Setelah selesai masa hukumannya, ia dikirim ke Bugis untuk
menumpas pemberontakan yang melawan Belanda.
Di sanalah Pendekar Sutan bertemu dengan Daeng Habibah. Untuk mencari
keluarga ayahnya, Zainuddin pergi ke desa Batipuh di Padang. Di Padang
ia tinggal di rumah saudara ayahnya, Made Jamilah. Sebagai seorang pemuda yang
datang dari Makasar, ia merasa asing di Padang. Apalagi tanggapan
saudara-saudaranya demikian. Demikian pula ketika ia dapat berkenalan dengan Hajati
karena meminjamkan payungnya pada gadis itu. Hubungan antara Zainuddin
dan Hajati makin hari tersiar ke seluruh dusun dan Zainuddin tetap
dianggap orang asing bagi keluarga Hajati maupun orang-orang di Batipuh.
Untuk menjaga nama baik kedua orang muda dan keluarga mereka masing-masing,
Zainuddin disuruh meninggalkan Batipuh oleh mamak Hajati. Dengan
berat hati Zainuddin meninggalkan Batipuh menuju Padang Panjang. Di
tengah jalan Hajati menemuinya dan mengatakan bahwa cintanya hanya untuk
Zainuddin.
Zainuddin menerima
kabar bahwa Hajati akan pergi ke Padang Panjang untuk melihat pacuan
kuda atas undangan sahabat Hajati yang bemama Chadidjah. Zainuddin
hanya dapat bertemu pandang di tempat itu karena bersama orang banyak ia
terusir dari pagar tribune. Pertemuan yang sekejap itu membuat Hajati mendapat
ejekan dari Chadidjah. Chadidjah sendiri sebenamya bermaksud menjodohkan Hajati
dengan Aziz, kakak Chadidjah sendiri.
Karena merasa cukup mempunyai kekayaan warisan dari orang tuanya setelah
Mak Base meninggal, Zainuddin mengirim surat lamaran pada Hajati.
Temyata surat Zainuddin bersamaan dengan lamaran Aziz. Setelah diminta
untuk memilih, Hajati memutuskan memilih Aziz sebagai calon suaminya. Zainuddin
kemudian sakit selama dua bulan karena Hajati menolaknya. Atas bantuan
dan nasehat Muluk, anak induk semangnya, Zainuddin dapat merubah
pikirannya. Bersama Muluk, Zainuddin pergi ke Jakarta.
Dengan nama samaran "Z", Zainuddin kemudian berhasil
menjadi pengarang yang amat disukai pembacanya. la mendirikan perkumpulan tonil
"Andalas", dan kehidupannya telah berubah menjadi orang terpandang
karena pekerjaannya. Zainuddin melanjutkan usahanya di Surabaya dengan mendirikan
penerbitan buku-buku.
Karena pekeriaan Aziz dipindahkan ke Surabaya, Hajati pun mengikuti suaminya.
Suatu kali, Hajati mendapat sebuah undangan dari perkumpulan sandiwara
yang dipimpin dan disutradarai oleh Tuan Shabir atau "Z". Karena
ajakan Hajati Aziz bersedia menonton pertunjukkan itu. Di akhir
pertunjukan baru mereka ketahui bahwa Tuan Shabir atau "Z"adalah Zainuddin.
Hubungan mereka tetap baik, juga hubungan Zainuddin dengan Aziz.
Perkembangan selanjutnya Aziz dipecat dari tempatnya bekerja karena hutang yang
menumpuk dan harus meninggalkan rumah sewanya karena sudah tiga bulan tidak
membayar, bahkan barang-barangnya disita untuk melunasi hutang. Selama Aziz di
Surabaya, ia telah menunjukkan sifat-sifatnya yang tidak baik. la sering keluar
malam bersama perempuan jalang, berjudi, mabuk-mabukan, serta tak lagi menaruh
cinta pada Hajati. Akibatnya, setelah mereka tidak berumah lagi.
Mereka terpaksa menumpang di rumah Zainuddin. Setelah sebulan
tinggal serumah, Aziz pergi ke Banyuwangi meninggalkan isterinya bersama Zainuddin.
Sepeninggal Aziz, Zainuddin sendiri pun jarang pulang, kecuali untuk tidur.
Suatu ketika Muluk memberi tahu pada Hajati bahwa Zainuddin masih
mencintainya. Di dalam kamar kerja Zainuddin terdapat gambar Hajati sebagai
bukti bahwa Zainuddin masih mencintainya.
Beberapa hari kemudian diperoleh kabar bahwa Aziz telah menceraikan Hajati.
Aziz meminta supaya Hajati hidup bersama Zainuddin. Dan kemudian
datang pula berita dari sebuah surat kabar bahwa Aziz telah bunuh diri meminum
obat tidur di sebuah hotel di Banyuwangi.
Hajati meminta kesediaan Zainuddin
untuk menerimanya sebagai apa saja, asalkan ia dapat bersama-sama serumah
dengan Zainuddin. Permintaan itu tidak diterima baik oleh Zainuddin,
ia bahkan amat marah dan tersinggung karena lamarannya dulu pemah ditolak
Hajati, dan sekarang Hajati ingin menjadi isterinya. la tidak dapat
menerima periakuan Hajati.
Dengan kapal Van Der Wijck, Hajati pulang atas biaya Zainuddin.
Namun Zainuddin kemudian berpikir lagi bahwa ia sebenamya tidak dapat
hidup bahagia tanpa Hajati. Oleh sebab itulah setelah keberangkatan Hajati ia
berniat menyusul Hajati untuk dijadikan isterinya. Zainuddin kemudian menyusul
naik kereta api malam ke Jakarta.
Harapan Zainuddin temyata tak tercapai. Kapal Van Der Wijck
yang ditumpangi Hajati tenggelam di perairan dekat Tuban. Hajati tak
dapat diselamatkan. Karena luka-luka di kepala dan di kakinya akhimya ia meninggal
dunia. Jenazahnya dimakamkan di Surabaya.
Sepeninggal Hajati, kehidupan Zainuddin menjadi sunyi dan
kesehatannya tidak terjaga. Akhimya pengarang terkenal itu meninggal dunia. Ia
dimakamkan di sisi makam Hajati.
à PEMERAN
|
Nama
|
Peran
|
1
|
Pevita Pearce
|
"Rangkayo" Hayati
|
2
|
Herjunot Ali
|
Zainuddin
|
3
|
Reza Rahadian
|
Aziz
|
4
|
Randy Danistha
|
Muluk
|
5
|
Arzetti
Bilbina
|
-
|
6
|
Kevin Andrean
|
Sophian
|
7
|
Jajang C. Noer
|
Mande Jamilah
|
8
|
Niniek L. Karim
|
Mak Base
|
9
|
Femmy Prety
|
-
|
10
|
Dewi Agustin
|
-
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar