Selasa, 26 Maret 2013

Permainan Tradisional Bisa Jadi Media Pembelajaran


Permainan Tradisional Bisa Jadi Media Pembelajaran

ancient-wisdom-blog.blogspot.com
Dua perempuan sedang bemain dakon
YOGYAKARTA, KOMPAS.com--Mainan tradisional sepatutnya dilestarikan, karena bisa menjadi media pembelajaran bagi anak-anak, kata peneliti dari Institut Seni Indonesia Surakarta Bagus Indrayana.
"Melalui permainan tradisional itu akan membangun kesadaran kolektif dalam bersosialiasi dengan anak-anak lainnya. Selain itu juga dapat menjadi media pembelajaran dalam penanaman sikap dan perilaku dalam kebersamaan," katanya di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia saat memaparkan hasil penelitiannya di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), mainan tradisional memiliki fungsi sosial dan budaya terkait dengan perkembangan anak menuju pemilikan pengetahuan dan keterampilan baik individu maupun kolektif.
"Perilaku kolektif terlihat pada kegiatan bermain di mana anak-anak saling berkomunikasi, bercanda, dan bermain dengan benda mainannya, seperti dhakon, gasingan, dan wayang umbul," katanya.
Ia mengatakan, mainan tradisional memiliki peranan signifikan dalam menumbuhkan kebebasan berkreasi, keleluasaan menetapkan pilihan material, bentuk, teknik, dan aturan bermain secara mandiri.
Proses pembuatan mainan tradisional menjadi ajang transformasi pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan orang tua kepada anak-anak.
"Proses tersebut mendorong anak-anak untuk menciptakan mainan sendiri sekaligus mengembangkan imajinasi, daya kreasi, dan keterampilan mereka," katanya.
Menurut dia, keberagaman mainan tradisional diciptakan tidak hanya sebagai sarana bermain semata. Selain itu mainan tradisional diciptakan dengan mengejawantahkan nilai filosofi dan keindahan fungsional yang sangat kompleks.
"Kompleksitas tersebut berkaitan dengan pandangan, perilaku, dan aktivitas hidup masyarakat penggunanya," katanya.
Misalnya, dalam mainan dhakon, yang dibuat dari batu berkaitan dengan upacara ritual yang di dalamnya mengandung nilai rohani, makna sosial, dan ungkapan estetika masyarakat.
Permainan dhakon merupakan gambaran perilaku petani sejak mereka melakukan kegiatan menanam benih di sawah hingga memanen dan menyimpan hasilnya dalam lumbung penyimpanan.
"Hal itu mencerminkan kehidupan masyarakat Yogyakarta di luar keraton yang menyandarkan hidupnya dari hasil pengolahan sawah dan ladang," katanya.
Ia mengatakan, mainan tradisional perlu diteruskan kepada generasi muda untuk menjaga eksistensi di tengah maraknya beraneka macam mainan modern saat ini.
Salah satunya bisa dilakukan dengan mengadakan festival mainan tradisional. Melalui kegiatan itu diharapkan generasi muda dapat menghayati dan memahami kompleks nilai di dalamya.
"Pewarisan juga bisa dilakukan melalui pendidikan formal maupun nonformal, misalnya dengan membentuk komunitas peduli mainan tradisional," katanya

.http://oase.kompas.com
Sumber :
ANT
Editor :
Jodhi Yudono


DUMBEG, JAJANAN TRADISIONAL KHAS REMBANG



DUMBEG, JAJANAN TRADISIONAL KHAS REMBANG


Pernahkah Anda menyantap jajanan dumbeg? Saat menyantapnya, dijamin lidah Anda akan terus bergoyang sambil merem melek menikmati kelezatannya yang khas.
Dumbeg merupakan jajanan khas Rembang yang sudah masyhur. Biasanya, jajanan ini hanya tersedia pada saat acara sakral digelar seperti tasyakuran sedekah bumi maupun sepasar manten.
Namun belakangan, karena banyaknya permintaan, jajanan dumbeg menjadi salah satu jajanan yang mudah didapat di pasar-pasar tradisional.
Makanan ini terbuat dari tepung nasi yang dibumbui dengan gula kelapa yang kemudian dibungkus menggunakan daun bogor  (lontar) dengan cara dililitkan menyerupai kerucut.
Dumbeg rasanya sangat khas. Namun yang paling menarik adalah aroma pembungkusnya yang terbuat dari daun lontar. Karena mengalami proses pemanasan, maka bau lontar tersebut meresap ke dalam makanan. Hal ini menimbulkan aroma yang khas.
Bahan dasar dumbeg terdiri dari tepung beras, gula pasir/gula aren dan ditambahkan garam serta  air pohon nira (legen).  Namun, banyak juga yang ditaburi buah nangka/kelapa muda yang dipotong sebesar dadu untuk pelengkap dan variasi rasa.
Dumbeg Rembang yang paling lezat kebanyakan berasal dari dari sebagian besar desa di wilayah Kecamatan Sulang, Desa Pohlandak, Kecamatan Pancur dan Desa Mondoteko, Kecamatan Rembang.
Tidak berlebihan jika di daerah-daerah tersebut menjadi sentra jajanan dumbeg yang mempunyai kekhasan masing-masing.
Bahan Resep Dumbeg:
* 1 liter santan kental
* 250 gr gula pasir
* 1 sendok teh garam
* ½ kg tepung beras
* 2 sendok makan air kapur sirih
* 30 lb daun lontar
Cara Membuat Resep Dumbeg:
* Campur santan kental, gula pasir, dan garam. Rebus hingga mendidih, angkat, biarkan hingga suam-suam kuku
* Campurkan tepung dengan air kapur sirih, aduk rata. Masukkan santan, aduk rata. Adonan harus cair
* Buat contong berbentuk kerucut dari daun lontar. Isi dengan adonan. Kukus hingga matang, angkat
* Sajikan dalam piring saji

Minggu, 24 Maret 2013

PESONA KEMERIAHAN THONG-THONG LEK












PESONA KEMERIAHAN THONG-THONG LEK 


Pada hari Selasa 14 agustus 2012 malam tepat pukul 20.30, masyarakat Kab. Rembang dan sekitarnya seusai melaksanakan ibadah shalat tarawih langsung bergegas menuju rute yang akan dilewati oleh parade kesenian tradisional thong-thong lek. tepat pukul 21.00 wib, seluruh rute sudah penuh oleh penonton, mulai dari lokasi start yang bertempat persis di belakang pendopo Kab. Rembang - jalan HOS. Cokroaminoto - JL. DR Sutomo - JL Kartini - JL Pemuda - sampai lokasi finish di Galonan. ketika jam sudah menunjukkan pukul 21.30, rombongan peserta thong-thong lek memulai parade satu per satu sesuai nomer undian yang mereka dapatkan saat pendaftaram, acara pun berlangsung sangat meriah, kolaborasi antara grup tradisional yang dilombakan dan grup elektrik yang hanya sebagai penyemarak acara pun berlangsung menarik ditambah dengan aransemen lagu yang atraktif dan kreatif serta dekorasi panggung berjalan yang ditampilkan oleh para peserta menambah meriahnya event besar setahun sekali garapan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Rembang tersebut. hingga acara usai tak ada kendala berarti, baik yang ditimbulkan oleh penonton, maupun peserta lomba. semua berlangsung dalam atmosfer yang menyenangkan dan damai antar satu sama lain. semoga di tahun-tahun mendatang, event ini bisa semakin meriah dan tidak hilang ciri khas nya.

Larung Kapal Sesaji Sedot Perhatian Puluhan Ribu Orang





Larung Kapal Sesaji Sedot Perhatian Puluhan Ribu Orang 


Rembang-Tradisi perayaan sedekah laut dan bumi Desa Tasikagung Kecamatan Rembang masih menjadi primadona hiburan untuk warga Rembang dan sekitarnya. Puncak kegiatan berupa larung kapal sesaji menjadi momen yang paling ditunggu dan mampu menyedot perhatian puluhan ribu orang .


Seperti tahun-tahun lalu, setelah miniatur kapal berisi sesaji dilepas oleh Bupati Rembang, selanjutnya dikirab keliling Desa Tasikagung bersama tim penggembira termasuk berkeliling di sebagian wilayah yang berada di seberang jalan jalur pantura. Akibatnya sempat terjadi macet hingga belasan kilometer dari dua arah, barat menuju timur dan sebaliknya.Usai dikirab, tiga kapal sesaji dilepas ke laut dan ritual dipimpin sesepuh desa..

Sesepuh Desa Bakri mengatakan Maksud dan tujuan melarung kapal sesaji , merupakan bentuk rasa syukur atas limpahan rizqi yang diperoleh warga yang 90% bermata pencaharian sebagai nelayan.

Terpisah, Supolo selaku Kepala Desa Tasikagung menerangkan, penyelenggaraan perayaan sedekah laut dan bumi desa setempat tahun ini lebih meriah dari sebelumnya. Tahun lalu hanya menelan biaya Rp500 jutaan lebih, untuk tahun ini menghabiskan dana Rp630 juta.

Peningkatan biaya perayaan tambah dia, dikarenakan situasi dan kondisi laut sangat bersahabat dengan nelayan, sehingga pendapatan meningkat signifikan. Dana penyelenggaraan yang tergolong bombastis untuk perayaan tradisi lokal tersebut sepenuhnya hasil swadaya masyarakat dari iuran yang dipungut tiap kali nelayan pulang melaut.

sumber: www.cbfmrembang.blogspot.com

LONTONG TUYUHAN Makanan Asal Kota Rembang




Liburan, Kuliner Rembang Diserbu Pemudik

Lebaran memang identik dengan opor ayam, hampir setiap rumah menyediakan jenis makanan ini namun demikian bagi pemudik asal Rembang yang pulang ke kampung halamannya meskipun sudah menikmati opor ayam di rumahnya mereka masih memburu jenis makanan ini yang menjadi trade mark Kabupaten Rembang yakni lontong tuyuhan.

Berdasarkan pantauan Bangkit di sentra lontong tuyuhan yang terletak didesa tuyuhan kecamatan Pancur pada lebaran hari kedua terlihat parkiran baik mobil maupun sepeda motor terlihat penuh mereka rela mengantri untuk membeli makanan khas Kabupaten Rembang tersebut.

Agus pemudik asal lasem yang berdomisili di Semarang mengaku setiap pulang kampung selalu menyempatkan diri untuk mampir ketempat ini.

“Kami sekeluarga selalu mampir kesini untuk mencicipi makanan ini, kalau dibungkus dan makan dirumah rasanya sudah beda,” kata agus.

Selain di Desa tuyuhan hal yang sama terlihat di desa pereng kecamatan pancur, terlihat para penjual lontong tuyuhan sibuk melayani permintaan para tamu.

Selain lontong tuyuhan, makanan khas lain yang diburu para pemudik adalah sate sarepeh. Sate sarepah pak no dan sanem terlihat penuh. Hartono pemudik asal ngotet Rembang yang berdomisili di Jakarta jika sarapan biasanya menyempatkan diri di sate sarepah pak no.

Sedangkan saat syawalan giliran penjual legen dan siwalan yang berada di jalur Rembang – Blora yang raup untung. Cuaca yang panas menjadikan minuman khas Rembang ini menjadi semakin laris. Hampir setiap penjual legen dan siwalan di jalur tersebut dipenuhi para pengunjung syawalan.

sumber: www.rembangkab.go.id

TARI GABUH


TARI GABUH YANG DI SELENGGARAKAN DI HALAMAN DEPAN, PENDOPO KABUPATEN REMBANG

AL-QUR'AN PENINGGALAN RA. KARTINI




DITELUSURI, AL-QUR'AN PENINGGALAN RA. KARTINI

Rembang – Pemerintah kabupaten Rembang siap menelusuri keberadaan sebuah Al Quran peninggalan keluarga Raden Ajeng Kartini. Al Quran dengan terjemahan Bahasa Jawa yang ditulis oleh Kyai Saleh Darat itu dinilai memiliki nilai sejarah penting. Kiai Saleh Darat lahir tahun 1820 Masehi di desa Kedung Jepara. Ayahandanya bernama Kiai Umar, seorang pasukan Pangeran Diponegoro. Kiai Saleh Darat kemudian mendirikan pondok pesantren di Semarang, hingga wafat tahun 1903.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinbudparpora Kabupaten Rembang, Karsono menjelaskan kitab Al Quran tersebut konon merupakan hadiah dari Kyai Saleh Darat kepada Kartini saat menikah dengan Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Kalaupun tidak dihibahkan secara langsung kepada Museum, pihaknya berharap diizinkan untuk membuat replika kitab suci itu. Tambahan koleksi berharga untuk memperkaya sejarah RA Kartini. Karsono menuturkan Museum RA Kartini baru akan diserahkan oleh pemborong kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dalam waktu dekat ini. Hari Jumat (07 September 2012), rencananya berlangsung rapat di Semarang.

Usai kegiatan revitalisasi akhir tahun 2011, koleksi Museum Kartini bertambah hingga 133 item. Tambahan koleksi Al Quran penting bagi dunia pendidikan, terutama untuk menjelaskan hubungan Kartini dan dunia Islam. Menurut Karsono butuh waktu lama, memboyong benda benda peninggalan, semua masih proses dengan pihak keluarga.

Upaya Dinbudparpora menelusuri Al Quran warisan RA Kartini, mendapat dukungan dari Ketua Komunitas Sambua Lasem Abdullah. Menurutnya mushaf itu menjadi saksi sejarah saat RA Kartini terkesan dengan cara Kyai Saleh darat mengajarkan tafsir Al Quran. Konon, buku habis gelap terbitlah terang juga terinspirasi dari salah satu ayat surat Al-Baqarah.

Abdullah menambahkan Al Quran terjemahan bahasa Jawa itu masih disimpan oleh seorang cucu RA Kartini di Semarang. Melalui pendekatan bersama keturunan Kiai Saleh Darat, ia yakin kelak bisa ditarik ke dalam Museum Kartini. Apalagi untuk manfaat yang lebih luas.


sumber: www.radior2b.com

TEMPAT DI REMBANG


TUGU LILIN KABUPATEN REMBANG



JL. SUNAN BONANG ( ARAH REMBANG-LASEM )



SITUS TERJAN



TUGU ADIPURA  REMBANG



WANA WISATA MANTINGAN

MAKNA MASKOT VISIT JATENG 2013 : "BURUNG KEPODANG"




MAKNA MASKOT VISIT JATENG 2013 : "BURUNG KEPODANG"

Pemilihan karakter :

Melambangkan sesuatu yang hidup, burung kepodang yang merupakan salah satu fauna khas Jawa Tengah. Burung Kepodang sudah dikenal masyarakat Jawa Tengah secara luas mempunyai makna filosofi yang tinggi. Bagi masyarakat Jawa Tengah, burung Kepodang melambangkan kekompakan, keselarasan dan keindahan budi pekerti sekaligus juga melambangkan anak atau generasi muda.

Pemilihan pose/sikap maskot :

• Wajah yang tertawa jenaka, ramah dan bersahabat sesuai dengan tag line visit Jawa Tengah 2013 “More than friendly” .

• Sikap badan yang membungkuk mencerminkan sikap menghormati masyarakat Jawa Tengah kepada tamu atau wisatawan.

• Tangan kiri yang melambai dengan telapak terbuka diartikan dengan ramah memanggil atau mengundang wisatawan untuk datang berwisata ke Jawa Tengah.

• Tangan kanan yang mengacungkan ibu jari melambangkan sikap masyarakat Jawa Tengah yang dengan sopan dan santun sesuai adat dan kebudayaannya mengungkapkan “sugeng rawuh di Jawa Tengah” (selamat datang di Jawa Tengah), “Welcome To Central Java” kepada para wisatawan.

Pemilihan Busana :

• Busana tradisional adat Jawa Tengah yang gagah dan berwibawa.

• Atasan beskap berbahan tenun lurik merupakan baju khas Jawa Tengah yang merupakan warisan budaya dan saat ini sedang digalakkan pelestariannya sebagai salah satu produk unggulan Jawa Tengah.

• Bawahan kain batik bermotif kawung mencerminkan sikap kesederhanaan tetapi mengandung nilai seni budaya yang tinggi dari masyarakat Jawa Tengah.

• Blangkon di kepala, selop hitam dan keris model ladrangan melengkapi busana adat masyarakat Jawa Tengah yang penuh makna filosfis dan budaya.

Pemilihan Warna :

• Warna kulit yang kuning keemasan selain sesuai dengan warna burung kepodang dan memiliki makna simbolis dari kemegahan Jawa Tengah.

• Warna maskot didominasi oleh warna merah, kuning, hitam dan putih sesuai dengan filosofi Jawa.




BY :  Ikatan Mas Mbak Rembang (IMMR)

Berencana Tambah Kampung Batik ( REMBANG )


Berencana Tambah Kampung Batik


Pemerintah hari ini tanggal 2 Oktober menetapkan Hari batik Nasional sebagai salah satu 

warisan budaya dunia yang lahir dari Indonesia. Moment Peringatan ini akan dijadikan

 ajang untuk melestarikan Batik yang ada di Kabupaten Rembang.


Sekda Rembang Hamzah Fatoni mengungkapkan, Sesuai dengan Finalisasi Draf yang ada

, Pemkab Rembang akan menindaklanjuti dengan memperbanyak kampung batik yang 

sudah ada, khususnya menambah Kampung Batik yang berada di Lasem. 


Langkah ini menurut Sekdadikandung maksud mempunyai tujuan untuk memanfaatkan 

atau menumbuhkan peluang industri Batik yang ada dikabupaten Rembang menjadi tuan 

rumah dinegerinya sendiri.

Disamping itu kita kembali mengingatkan masyarakat dan bangsa Indonesia bahwa industri

 batik menjadi salah satu ciri khas pakaian nasional Indonesia dan diakui Dunia. Kondisi ini 

perlu diperlihatkan bangsa indonesia bahwa batik merupakan bagian pakaian khas yang ada 

di tanah air kepada dunia luar.

Sekda lebih lanjut menambahkan, Sebagai wujud kecintaan terhadap batik, di Hari Batik 

Nasional ini seluruh karyawan dilingkungan pemkab Rembang hari selasa ini mengenakan 

pakaian khas batik,

Bukan hanya pakaian ‘resmi’ di kantor, Inovasi demi inovasi diharapkan membuat kalangan

 muda tidak hanya tak malu dengan batik, tetapi juga bangga mengenakannya, dan ada 

segenggam kebanggaan terhadap Indonesia.



sumber : www..rembangkab.go.id

REMBANG BASKETBALL MAN


PEMAIN BASKET SENIOR DARI REMBANG YANG SEDANG MAEN BASKET DI LAPANGAN SMP N 2 REMBANG PADA SORE HARI



SESEPUH BASKET REMBANG. PERBASI REMBANG



POPDA SMA


PORPROV JEPARA


PAK  WAHONO



WAKTU MAEN PORPROV DI JEPARA, MENGINAP DI HOTEL SAMUDRA DENGAN TIM BASKET COWOK CEWEK DAN TIM MANAJERIAL



PAK TAIFUR



PORPROV


TIM MANAJERIAL



LAPANGAN BASKET SMA N 1 REMBANG



PAK SINYO


PAK WAHONO ( SETAN )

BALI HOLIDAY

BALI HOLIDAY
M E ODASAMODRA